Bahan pangan atau produk pangan mudah mengalami kerusakan apabila faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan tidak dikendalikan dengan baik. Salah satu cara untuk melindungi produk pangan dari kerusakan adalah dengan pengemasan. Pengemasan merupakan hal penting yang harus di perhatikan dalam penyimpanan bahan pangan. Pengemasan dilakukan dengan menempatkan bahan pangan dalam sebuah kemasan.
Pengertian kemasan adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Pengemasan akan mempermudah penyimpanan dan pemindahan bahan pangan.
Selain berfungsi melindungi produk pangan, kemasan juga berfungsi sebagai sarana promosi, iklan dan identitas produk.
Menurut Winarno, et al. (1986) makanan yang dikemas mempunyai tujuan untuk mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu kesegaran, warnanya yang tetap, untuk menarik konsumen, memberikan kemudahan penyimpanan dan distribusi, serta yang lebih penting lagi dapat menekan peluang terjadinya kontaminasi dari udara, air, dan tanah baik oleh mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia, maupun bahan kimia yang bersifat merusak atau racun. Beberapa faktor yang penting diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya kecenderungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang berbeda-beda, daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan mikroorganisme.
Adanya pengemasan dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan- kerusakan pada makanan/ minuman . Menurut Brody (1972) kerusakan terjadi karena pengaruh lingkungan luar dan pengaruh kemasan yang digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan yang berkaitan dengan pengemasan menurut Winarno dan Jenie adalah
Pengertian kemasan adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Pengemasan akan mempermudah penyimpanan dan pemindahan bahan pangan.
Selain berfungsi melindungi produk pangan, kemasan juga berfungsi sebagai sarana promosi, iklan dan identitas produk.
Menurut Winarno, et al. (1986) makanan yang dikemas mempunyai tujuan untuk mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu kesegaran, warnanya yang tetap, untuk menarik konsumen, memberikan kemudahan penyimpanan dan distribusi, serta yang lebih penting lagi dapat menekan peluang terjadinya kontaminasi dari udara, air, dan tanah baik oleh mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia, maupun bahan kimia yang bersifat merusak atau racun. Beberapa faktor yang penting diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya kecenderungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang berbeda-beda, daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan mikroorganisme.
Adanya pengemasan dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan- kerusakan pada makanan/ minuman . Menurut Brody (1972) kerusakan terjadi karena pengaruh lingkungan luar dan pengaruh kemasan yang digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan yang berkaitan dengan pengemasan menurut Winarno dan Jenie adalah
1. Kerusakan ditentukan sifat alamiah dari produk
Kerusakan dapat terjadi akibat sifat alamiah produk yang tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan kimia,biokimia, fisik serta mikrobiologi,
Kerusakan dapat terjadi akibat sifat alamiah produk yang tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan kimia,biokimia, fisik serta mikrobiologi,
2.kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan
Kerusakan akibat pengaruh lingkungan hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan, misalnya
kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen.
Dalam teknik pemgemasan, dikenal 3 macam kemasan yaitu
1.kemasan primer
Pengemas primer adalah pengemas yang langsung berhubungan dengan bahan pangan missal bungkus plastik untuk keripik, botol sirup.
Kerusakan akibat pengaruh lingkungan hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan, misalnya
kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen.
Dalam teknik pemgemasan, dikenal 3 macam kemasan yaitu
1.kemasan primer
Pengemas primer adalah pengemas yang langsung berhubungan dengan bahan pangan missal bungkus plastik untuk keripik, botol sirup.
2.kemasan sekunder
adalah kemasan yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan, biasanya berisi informasi mengenai produk, misalnya kardus untuk kaleng susu atau botol sirup.
3.kemasan tersier
Adalah kemasan yang digunakan untuk mengemas produk setelah dikemas dalam kemasan primer dan sekunder.misal peti kemas. Kemasan tersier memudahkan pengangkutan produk pangan terutama jika jarak tempuh jauh.
Banyak produk pangan yang dikemas dengan pengemasan ganda. Bahan pengemas yang digunakan sebagai kemasan primer bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjad ireaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya. Bahan pengemas primer harus memenuhi syarat-syarat tertentu tergantung pada jenis bahan pangan yang dikemas. Bahan pengemas yang baik mampu melindungi bahan panagan/makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau benturan dan transparan .Bahan pengemas harus mampu melindungi makanan didalamnya sehingga tidak terjadi dari perubahan kadar air akibat menyerap air dari atmosfer. Jadi ,bahan pengemas harus kedap air.
Berdasarkan sifat perlindunganya, kemasan di bedakan menjadi 3, yaitu :
1. Kemasan hemertis (kemasan tahan uap dan gas)
Merupakan wadah yang secara sempurna tidak dapat dilewati udara dan uap air. Selama dalam kondisi hemertis, maka kemasan tidak dapat ditembus oleh bakteri ,kapang, dan debu . contoh: kaleng, botol gelas.
2. Kemasan tahan cahaya
Kemasan ini tidak temus cahaya dan tidak transparan. Kemasan tahan cahaya sesui untuk mengemas produk yang memiliki kandungan lemak, vitamin tinggi dan produk hasil fermentasi. Kemasan tahan cahaya akan melindungi produk dari cahaya yang dapat menyebakan reaksi oksidasi sehingga menyebabkan penurunan mutu produk. Contoh : alumunium foil, kertas,kardus.
3. Kemasan tahan panas
Kemasan tahan panas sesuai untuk mengemas produk yang mengalami proses pemanasan, pasteurisasi ,sterilisasi.
No comments:
Post a Comment