Saturday, January 21, 2012

hello..jungle!

 

“ welcome to the jungle..”

someone said that statement to me,but i didn’t care it’s meaning..

but  now, i begin to understand that meaning,..yeeah,. jungle is wild world , i. must take care of myself, do everything alone and find my own way until it finished already. What an earth.

here my first activity before exploring the jungle,  “.reading a map “ ,so i wouldn’t lost

 

yuphy

                  “confused, worried, serious ”

 

collect some paper of journal, hand book..

keep on reading , thinking,  n praying..

do my best

yuphy2  

 

yuphy4

 

yuphy5

 

yuphy3

  

cheer up

    keep smile    

 

jungle: laboratory,. (  laboratorty activity for   my research of skripsi )ihihii

map :  reserach method

Friday, January 20, 2012

Pemetikan pucuk daun teh

 

Kegiatan untuk menyediakan daun teh segar adalah pemetikan daun teh. Kegiatan ini berupa pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat pengolahan. Pemetikan menjadi sangat penting karena dapat menentukan mutu teh yang akan diolah. Apabila petikan merupakan petikan halus maka potensi kualitas teh jadi tinggi. Makin kasar petikannya maka makin rendah potensi kualitas teh . Pemetikan berfungsi pula sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan.

Pemetikan pada tanaman teh tidak hanya untuk memanen tetapi mempunyai fungsi yaitu:

1. memecah dormansi tunas dari sifat apical dominan

2. merangsang pertumbuhan vegetatif

3. perombakan cadangan pati

4. pengendalian hama dan penyakit

Pucuk yang dipetik mengakibatkan tanaman kehilangan salah satu alat fotosintesis . Fotosintesis merupakan kegiatan pembuatan zat pati yang sangat penting untuk kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Kehilangan zat pati akibat pucuk dipetik tidak akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu asalkan daun-daun yang tertinggal pada lapisan daun pemeliharaan cukup memadai untuk melakukan fotosintesis. Daun-daun tua yang ada di bawah bidang petik dinamakan lapisan daun pemeliharaan (perdu).

Peranan daun pemeliharaan utama yaitu sebagai penyalur hasil fotosintat ke bagian-bagian tanaman. Karbohidrat sebagai hasil fotosintesa dari daun pemeliharaan bagian atas di-alirkan ke atas untuk menumbuhkan daun tunas-tunas baru, sedangkan dari daun pemeliharaan sebelah bawah dialirkan ke bawah untuk menumbuhkan akar serta sebagian disimpan sebagai makanan cadangan dalam akar. Makin banyak daun pemeliharaan tersebut, makin banyak fotosintat yang dihasilkan, sehingga pertumbuhan perdu tersebut makin kuat (Manivel, 1978). Tebal lapisan daun pemeliharaan 25 cm ini perlu dipertahankan agar perdu tetap dalam kondisi pertumbuhan yang sehat. Sebab gangguan terhadap pertumbuhan pucuk akan terjadi jika tebal daun pemeliharaan mencapai 10 cm. Ini berkaitan dengan kemampuan sinar matahari untuk menembus perdu .

Dalam kegiatan pemetikan ada perlu diperhatikan kaitannya dengan kesinambungan keberadaan pucuk, yaitu laju pertumbuhan pucuk. Bagian tanaman teh yang mempunyai nilai ekonomi yaitu daun muda yang disebut pucuk. Pucuk merupakan daun muda yang sebetulnya sudah berfungsi, tetapi fotosintat yang dihasilkan dipakai untuk membangun diri sendiri yaitu untuk pertumbuhan dan berkembang.

Laju pertumbuhan pucuk teh terdiri dari beberapa fase yaitu:

1. Fase inisiasi fase ini dimulai dari tunas dorman saat pucuk dipetik sampai perpanjangan sel dan membutuhkan waktu selama 14-16 hari.

2. Fase peralihan antara membuka dua helai daun perisai sampai daun kepel membentang , lamanya 11 hari.

3. Fase terakhir melaju secara linier yaitu daun-daun normal yang masing-masing setiap helai 8-9 hari

Macam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan disebut jenis petikan. Proses pemetikan menghasilkan beberapa jenis petikan dengan rumus petik tertentu. Jenis petikan adalah penamaan petikan yang didasarkan pada mutu pucuk yang dihasilkan dengan tidak memperhatikan bagian yang ditinggalkan pada perdu. Sedangkan rumus petik adalah petikan yang digambarkan dengan lambang huruf dan angka. Berikut ini adalah gambar kegiatan pemetikan pucuk teh yang dilakukan oleh pemetik teh.

clip_image002

Gambar 1. Pemetikan teh

Berikut ini adalah beberapa jenis petikan yang dilakukan di PPTK Gambung:

1. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan adalah pucuk peko (p) dengan satu daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m) biasanya ditulis dengan rumus p+1, b+1m.

2. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, 3 daun muda serta pucuk burung dengan 1,2 atau 3 daun muda (p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m).

3. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko dengan 4 daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (p+4 atau lebih), (b+2t atau lebih).

clip_image004

Gambar 2. Jenis petikan

Terdapat beberapa macam pucuk daun teh yang harus dipetik yaitu sebagai berikut:

1. Pucuk peko

Pucuk peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk. Pucuk ini akan mengalami dormansi setelah menghasilkan 4-7 pucuk. Di dalam pucuk peko terkandung banyak senyawa katekin yang belum mengalami degradasi sehingga dapat menghasilkan teh yang berkualitas baik.

2. Pucuk burung

Pucuk burung adalah tunas tidak aktif yang berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk. Pada periode ini pucuk in-aktif mereduksi atau memperlambat pertumbuhan. Pucuk burung sering terbentuk jika pemupukan tanaman kurang dan ketersediaan air yang kurang.

3. Pucuk nagog

Pucuk nagog adalah pucuk yang tumbuh dari pucuk burung. Biasanya pucuk ini baru muncul setelah 90 hari.

4. Pucuk atau cabang cakar ayam

Pucuk atau cabang cakar ayam adalah pucuk yang pertumbuhan tunas dari ketiak daunnya lebih dari satu dan berada di atas bidang petik. Biasanya, pertumbuhan pucuk ceker ayam ini tidak akan stabil.

Terdapat beberapa jenis pemetikan antara lain

1. Pemetikan jendangan

Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini bertujuan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata serta agar tanaman mempunyi potensi produksi yang tinggi. Pemetikan jedangan dilakukan 2-3 bulan setelah pemangkasan produksi, apabila 60-70% areal memenuhi syarat untuk dijendang. Pemetikan jendangan biasanya dilakukan 6-10 kali petikan, kemudian diteruskan dengan pemetikan produksi.jenis petikan yang dilakukan pada jedangan adalah petikan medium Tinggi bidang petik jendangan dari bidang pangkasan tergantung pada tinggi rendahnya pangkasan produksi:

- Pangkasan 40-45 cm, tinggi jendangan 20-25 cm

- Pangkasan 45-50 cm, tinggi jendangan 15-20 cm

- Pangkasan 50-55 cm, tinggi jendangan 15-20 cm

- Pangkasan 55-60 cm, tinggi jendangan 10-15 cm

- Pangkasan 60-65 cm, tinggi jendangan 10-15 cm

Bidang petik harus rata pada ketinggian yang sama selama masa pemetikan jedangan.

Tinggi jedangan ditentukan dengan alat ukur yang berbentuk salib dan terbuat dari bambu. Alat ini biasanya digunakan oleh para pemetik yang masih baru sehingga dapat mempermudah dalam menyamakan tinggi bidang petik.

2. Pemetikan produksi

Pemetikan produksi dilakukan setelah pemetikan jendangan. Pemetikan produksi dilakukan terus-menerus hingga tanaman teh dipangkas kembali. Tujuan dari pemetikan produksi adalah untuk mengambil semua pucuk-pucuk daun teh segar yang memenuhi syarat untuk dipetik, baik secara manual atau dengan menggunakan alat (gunting dan mesin), yang memenuhi syarat mutu pengolahan. Berdasarkan daun yang ditinggalkan, pemetikan produksi dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Pemetikan ringan

Merupakan pemetikan yang meninggalkan satu atau dua daun di atas kepel (pertumbuhan daun pertama yang tumbuh dari tunas), biasanya ditulis dengan rumus k+1 atau k+2.

b. Pemetikan sedang

Merupakan pemetikan yang tidak menyisakan daun di atas kepel (k+0) pada bagian tengah perdu tetapi pada bagian tepi perdu ditinggalkan satu daun di atas kepel (k+1).

c. Pemetikan berat

Merupakan pemetikan yang tidak meninggalkan daun sama sekali pada perdu di atas kepel (k+0).

Pemetikan produksi dilakukan dengan mengikuti barisan tanaman teh dalam barisan berbanjar. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan.

3. Pemetikan gendesan

Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan pada kebun yang akan dipangkas produksi. Pemetikan gendesan dilakukan seminggu sebelum pemangkasan dilakukan.Pada pemetikan ini, semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah akan dipetik tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan.Pemetikan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sebelum tanaman dipangkas. Tunas dan daun muda akan terbuang saat pemangkasan sehingga dipetik gendesan agar dapat dimanfaatkan.

Waktu pemetikan daun teh didasarkan pada daur petik. Daur petik merupakan jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya,dihitung dalam hari.

Panjang pendeknya daur petik tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk dipengaruhi oleh:

a. Umur pangkas

Semakin tua umur pangkas, semakin lambat pertumbuhan, sehingga daur petik lebih panjang.

b. Iklim

Pada musim kemarau, pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga daur petik lebih panjang. Sebaliknya, pada musim penghujan, pertumbuhan tunas semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek.

c. Elevasi atau ketinggian tempat

Semakin tinggi letak kebun dari permukaan laut, semakin lambat pertumbuhan, sehingga semakin panjang daur petik.

d. Kesehatan tanaman

Jika kondisi tanaman teh semakin sehat, semakin cepat pertumbuhan pucuk sehingga semakin pendek daur petiknya.

Pemetikan dapat dilakukan secara manual (menggunakan tangan) atau pun mekanik (menggunakan gunting maupun mesin). Teknik pemetikan ini berpengaruh terhadap daur petik tanaman teh. Dengan menggunakan tangan, gilir petiknya adalah 10-14 hari, dengan menggunakan gunting, gilir petiknya adalah 18-20 hari serta dengan menggunakan mesin, gilir petiknya adalah 25-30 hari. Manfaat pemetikan menggunakan gunting diantaranya adalah kapasitas pemetikan yang lebih tinggi dan dapat menekan dan mengurangi populasi hama dan penyakit pada daun teh. Kelemahan yaitu mutu petikan cenderung menjadi kasar terutama pada awal-awal pemakaian. Sedangkan jika menggunakan mesin, kapasitas pemetikan dengan menggunakan mesin lebih tinggi daripada pemetikan dengan menggunakan tangan dan gunting. Pemetikan menggunakan mesin hanya dilakukan jika jumlah pucuk yang harus dipetik melimpah dan tidak sesuai dengan jumlah tenaga pemetik yang ada.

Pemetikan manual dilakukan oleh para pemetik teh. Pemetik teh tersebut harus memahami cara pemetikan teh, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memetik teh adalah:

a. Berjajar menurut kontur tanaman

b. Mengambil semua pucuk yang posisisnya ada diatas bidang petik

c. Mengambil semua burung yang posisinya ada di atas bidang petik, yang muda dikumpulkan sebagai hasil petik, yang tua dibuang

d. Tidak melakukan pemetikan yang ada di dalam bidang petik karena akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sehat

e. Tidak melakukan pemetikan ditepi tanaman yang posisisnya belum melebihi bidang petik agar bidang petik tidak saling menutup yanh bisa menyebabkan produksi pucuk menurun

f. Mengambil atau memetik pucuk tanggung yang posisinya sejajar dengan pucuk yang masuk petik

g. Mengambil pucuk yang pertumbuhanya mengelompok mengarah pada cakar ayam agar tidak megganggu pertumbuhan pucuk lainnya

TEH HITAM..KOMPONEN KIMIA DAUN TEH

 

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan teh hitam adalah pucuk teh segar yang berasal dari tanaman teh. Sistematika tanaman teh (Nazaruddin,1993) adalah

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Ordo : Guttiferales

Famili : Tehaceae

Genus : Camellia

Spesies : Camelia sinensis L.

Varietas : Sinensis dan Asamika

Tabel 1. ciri-ciri varietas teh asamika dan sinensis

Assamika

Sinensis

1

pertumbuhan cepat

pertumbuhan lambat

2

jarak cabang agak jauh dengan tanah

jarak tanah dengan cabang sangat dekat

3

daun lebar dan panjang dengan ujung runcing, hijau, mengkilat

daun kecil, ujung agak tumpul, dan berwarna hijau tua

4

produksi tinggi

produksi tidak banyak

Pengolahan pucuk daun teh menjadi teh bubuk kering akan meyebabkan perubahan pada komponen kimianya. Komponen kima yang dianggap sebagai penentu kulitas teh jadi adalah catechin, caffein,dan enyzm. Perubahan komponen kimia tergantung dari metode pengolahanya.

Secara umum, komponen kimia dalam daun teh segar disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Komponen Kimia dalam pucuk Daun Teh Segar

komponen %

Berat kering

Kontribusi

Total Polyphenols

25 – 30

Astringency

Flavanols

(-) Epigallocatechin gallate

8 - 12

(-) Epicatechin gallate

3 - 6

(-) Epigallo catechin

3 – 6

(-) Epicatechin

1 - 3

(+) Catechin

1 - 2

(+) Gallocatechin

3 - 4

Flavonols and flavonol glycosides

3 - 4

Leuco anthocyanins

2 - 3

Polyphenolic acids and depsides

3 – 4

Caffeine

3 - 4

Briskness

Theobromine

0.2

Theophylline

0.5

Amino acids

4 – 5

Brothyness

Organic acids

0.5 - 0.6

Monosaccharides

4 - 5

Polysaccharides

14 - 22

Cellulose and Hemicellulose

4 - 7

Pectins

5 - 6

Lignin

5 - 6

Protein

14 - 17

Lipids

3 – 5

Chlorophylls and other pigments

0.5 - 0.6

Colour and Appearance

Ash (minerals)

5 - 6

Volatiles

0.01 - 0.02

Aroma

http://www.tocklai.net

Komposisi mineral daun teh disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Komposisi mineral daun teh

Mineral

Jumlah (% bk)

Kalium

1.760

Kalsium

0.410

Fosfor

0.320

Magnesium

0.220

Besi

0.150

Mangan

0.120

Belerang

0.088

Alumunium

0.069

Natrium

0.030

Silikon

0.024

Seng

0.003

Tembaga

0.002

(Eden, 1976)

Bahan-bahan kimia dalam daun teh juga dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar yaitu sebagai berikut:

1. Substansi fenol

Substansi fenol/ polifenol tersusun atas katekin dan flavonol.

a. Katekin/tannin

Katekin merupakan senyawa tidak berwarna dan larut dalam air serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh. Senyawa ini paling penting dalam daun teh karena dapat menentukan kualitas teh dalam pengolahanya. Katekin dalam teh merupakan senyawa kompleks yang tersusun atas epikatekin (EC), epikatekin galat(ECG), epigalokatekin(EGC), epigalokatekin galat(EGCG), dan galokatekin (TG). Komponen yang mendominasi yaitu epigalokatekin dan epigalokatekin galat. Kandungan katekin berkisar antara 20-30% dari seluruh berat kering daun. Dalam pengolahan, secara langsung atau tidak langsung, perubahan katekin selalu dihubungkan dengan semua sifat teh jadi, yaitu rasa, warna, dan aroma. Kandungan katekin pada bagian-bagian pucuk teh disajikan dalam tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Katekin dalam bagian –bagian pucuk teh

Bagian pucuk

Katekin (% bk)

Pucuk

26,5

Daun pertama

25,9

Daun kedua

20,7

Daun ketiga

17,1

Tangki atas

11,7

(PPTK,2006)

Berikut ini adalah gambar struktur kimia dari katekin,epikatekin (EC), epigalokatekin(EGC), epigalokatekin galat(EGCG),

A                                                                                               B

clip_image002[7]                      clip_image004[7]   

C                                                                                                   D

clip_image006[10]clip_image008[12]

Gambar 1. Struktur kimia epikatekin (A), katekin (B), epigalokatekin galat (C, )epigalokatekin (D)

b. Flavanol

Flavonol memiliki rumus kimia hampir serupa dengan katekin tetapi berbeda pada tingkatan oksidasi dari inti difenilpropan primernya. Pada pengolahan teh hitam,sekitar 90-95% flavonol dalam daun teh mengalami oksidasi enzimatik membentuk produk oksidasi yaitu theaflavin(TF) dan thearubigin (TR). Thearubigin (TR) merupakan senyawa pembentuk body dan color seduhan teh (warna merah kecoklatan dan kuning pekat). Theaflavin (TF) merupakam pembentuk strength,briskness,dan brightness. Bersama kafein, theaflavin memeberi kesan segar. Banyak penelitian yang mengungkap kekuatan theaflavin sebagai penangkal radikal bebas yang lebih potensial dibandingkan katekin. Hal ini didasarkan pada struktur kima theaflavin yang memiliki gigus hidroksi lebih banyak dari pada katekin.Flavonol teh yang lain adalah kaemferol, quarcetin, dan miricetin. Berikut ini adalah gambar stuktur kimia theaflavin(TF) dan thearubigin (TR)

clip_image010[4]clip_image012[4]

Gambar 2. Stuktur kimia theaflavin(TF) dan thearubigin (TR)

Pembentukan  theaflavin(TF) dan thearubigin (TR)  adalah


Picture1

(www.rumahteh.com)

2. Substansi bukan fenol

Substansi teh bukan fenol tersusun atas

a. Karbohidrat

Seperti tanaman lain, daun teh mengandung karbohidrat mulai dari gula sederhana sampai yang kompleks. Yang berperan penting adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa.Kandungan karbohidrat secara keseluruhan yaitu sebesar 0,75% dari berat kering daun. Peranan karbohidrat dalam pengolahan teh hitam belum diketahui secara pasti namun diduga karbohidrat dapat bereaksi dengan asam-asam amino dan tannin pada suhu tinggi sehingga membentuk aldehid tak jenuh dan menimbulkan aroma semacam bunga, buah, madu, dan sebagainya.

b. Substansi pektin

Kandungan substansi pektin sebesar 4,9-7,6 % berat kering yang terdiri atas pektin dan asam pektat. Substansi ini dianggap menentukan sifat baik dari teh hitam karena pektin akan terurai menjadi asam pektat dan metil alkohol akibat adanya enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara, tetapi sebagian yang kembali akan berubah menjadi ester-ester dengan asam organik yang ada. Seperti pada bahan makanan lain ester menyusun aroma. Selain karena itu, asam pektat dalam suasana asam akan membentuk gel. Gel ini akan membuat daun mempertahankan bentuk mengeritingnya setelah digiling. Selanjutnya, gel ini akan membentuk lapisan di permukaan teh, dengan demikian akan ikut mengendalikan proses oksidasi. Pada pengeringan, lapisan gel akan mengering membentuk lapisan mengkilat yang sering disebut sebagai bloom dari teh.

c. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa kimia dalam daun teh yang dapat memberikan rasa segar. Komposisi alkaloid dalam daun teh sebesar 3-4% berat kering. Alkaloid yang utama dalam daun teh adalah kafein, theobromin, dan theofilin. Kafein tidak mengalami perubahan, selama pengolahan teh hitam tetapi akan bereaksi dengan katekin membentuk senyawa yang menentukan briskness dari seduhan teh.Kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk pucuk teh dapat menghasilkan kualitas teh yang baik. Berikut ini adalah gambar struktur kimia caffein.

clip_image014[4]

Gambar 3. Struktur kimia caffein

Pembentukan senyawa caffein dalam tanaman teh berasal dari senyawa methylxanthine,berikut ini adalah jalur sintesis caffein menurut Kato et al,

clip_image015[4]

Gambar 4. Pembentukan caffein pada tanaman teh

d. Protein dan asam-asam amino

Protein sebesar 1,4-5% berat kering daun memiliki peranan dalam pembentukan aroma pada teh hitam. Selama proses pelayuan, terjadi pembongkaran protein menjadi asam-asam amino. Asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis asam amino. Aspartic, glutamic, serine, glutamine, tyrosine, valine, phenylalanine, leucine, isoleucine and theanine (5-N-ethylglutamine) ditemukan keberadaanya pada daun teh. Jumlah Theanine sendiri berkontribusi sekitar 60% dari total kandungan asam amino. Asparagine terbentuk selama pelayuan.

Komponen volatil yang terbentuk dari asam amino selama proses adalah

Glycine -> formaldehyde
Alanine -> acetaldehyde
Valine -> isobutyraldehyde
Leucine -> isovaleraldehyde
Isoleucine -> 2-methylbutanol
Methionine -> methional
Phenyl alanine -> phenylacetaldehyde ( http://www.tocklai.net)

e. Klorofil dan zat warna lain

Selama proses pengolahan, klorofil akan mengalami pembongkaran menjadi foefitin yang berwarna hitam dan feoforbida (coklat). Karotenoid (zat warna jingga) dalam daun teh juga menentukan aroma teh karena oksidasinya menghasilkan substansi yang mudah menguap yang terdiri atas aldehid dan keton tidak jenuh.

f. Asam organik

Dalam proses metabolise terutama respirasi, asam organik berperanan penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi. Selain itu asam organik juga merupakan bahan untuk membentuk karbohidrat, asam amino dan lemak untuk tanaman. Asam organik dengan metil alkohol akan bereaksi membentuk ester yang memberi aroma sedap.

g. Substansi resin

Bau dan aroma teh bergantung pada minyak essensial dan resin Resin berperanan terhadap aroma dan menaikan daya tahan terhadap frost.

h. Vitamin-vitamin

Daun teh mengandung beberapa vitamin yaitu P, C, K, A, B1, B2, asam nikotinat, dan asam pantotenat. Namun, sebagian besar vitamin tersebut mengalami kerusakan akibat pengolahan.

i. Substansi mineral

Mineral bertanggung jawab atas perubahan alkaloid dan berpengaruh pada metabolisme sel.

3. Substansi aromatis

Timbulnya aroma pada teh hitam, secara langsung atau pun tidak langsung, selalu dihubungkan dengan terjadinya oksidasi senyawa polifenol. Menurut berbagai penelitian, ada beberapa kemungkinan pembentukan aroma pada teh hitam, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Aroma berasal dari glikosida yang mengurai menjadi gula sederhana dan senyawa beraroma.

b. Aroma terbentuk akibat penguraian protein.

c. Aroma tebentuk karena adanya minyak esensial yang mudah menguap. Minyak ini selama pengolahan akan membentuk substansi aromatis baru yang lain.

d. Aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak jenuh).

4. Enzim

Peranan penting dari enzim-enzim pada daun teh adalah sebagai biokatalisator pada setiap reaksi kimia di dalam tanaman. Enzim yang terkandung dalam daun teh diantaranya adalah inverase, amylase, betaglucoidase, oximetilase, protease, dan peroksidase. Enzim lain yang tidak penting dalam proses kehidupan tanaman, tetapi penting dalam segi pengolahan adalah enzim polifenol oksidase. Enzim ini tersimpan dalam kloroplas, sedangkan polifenol atau katekin ada dalam vakuola. Oleh karena itu dalam keadaan tidak ada kerusakan sel kedua bahan ini tidak saling bertemu untuk bereaksi.berikut ini adalah gambar sel daun

clip_image017[4]

                                   Gambar 5. Letak polifenol dan polifenol oxidase pada sel daun

Enzim oksidase ini merupakan suatu protein dengan logam tembaga (Cu) sebagai gugus prostetisnya. Kecepatan oksidase enzim merupakan fungsi dari jumlah enzim yang ada, sedangkan aktivitasnya dipengaruhi adanya akumulasi hasil-hasil oksidasinya.

Komponen kimia yang ada pada daun teh berkontribusi pada pembentukan warna,rasa dan flavor. Berikut ini adalah komponen kimia yang berperan dalam pembentukan warna seduhan teh.

Tabel 5. komponen kimia yang berperan dalam pembentukan warna seduhan teh

Komponen

Warna

Theaflavins

Yellowish brown

Thearubigins

Reddish brown

Flavonol glycosides

Light yellow

Pheophorbide

Brownish

Pheophytin

Blackish

Carotene

Yellow

Tabel 6. komponen kimia yang berperan dalam pembentukan rasa (taste)

Komponen

Rasa (Taste)

Polyphenol

Astringent

Amino acids

Brothy

Caffeine

Bitter

Theaflavins

Astringent

Thearubigin

Ashy and slight astringent

Tabel 7. komponen kimia yang berperan dalam pembentukan flavour

Komponen

Flavour

Linalool, Linalool oxide

Sweet

Geraniol, Phenylacetaldehyde

Floral

Nerolidol, Benzaldehyde, Methyl salicylate, Phenyl ethanol

Fruity

Trans-2-Hexenal, n-Hexanal, Cis-3-Hexenol, Grassy, b-Ionone

Fresh flavour

(http://www.tocklai.net)

Monday, January 9, 2012

DIY, make Over..kotak kaleng

 

yeeeeeahyyyy….mari berkreasi,

kalian punya  kotak kaleng kue dan biskuit?,…ayo kita buat kaleng bekas jadi kaleng cantik dengan sedikit sentuhan tangan dengan cara sederhana dan tentunya murah meriiiiiiahhhhh, mari kita mainkan sulap dengan tangan kita ..DIY..do it Yourself…

SIAPKAN kertas kado cantik

dan mulai…….

 

jadinya kayak begini…cling cliiiing

11 12ayuphy

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

nice?

xixixiiiii

 

salam kecup

 

1qsd

Sunday, January 1, 2012

NEW YEAR

 

 

Haloooooohaaaaaaaaaaaaaa………………………………..HAPPY NEW YEAR………………………………………………….

E4

 

 

salam kecup

1qsd