Wednesday, June 29, 2011

Teknologi Daging dan Ikan..CURING

 

Curing merupakan teknik pengawetan daging dengan menggunakan garam dalam konsentrasi tertentu. Seiring dengan berkembangnya rantai dingin, metode curing dinilai tidak efisien namun curing tetap dilakukan dengan tujuan membentuk sifat sensoris daging. Curing bertujuan untuk memperpanjang masa simpan daging,menghambat aktibitas mikrobia terutama Clostridium botulinum, memperbaiki flavor dan tujuan utamanya adalah memperbaiki warna daging menjadi merah pink. Penyebab warna merah karena bakteri mengubah nitrat menjadi nitrit, nitrit dipecah menjadi NO (nitroso) yang kemudian berekasi dengan pigmen daging (mioglobin) membentuk nitrosochemochromagen sehingga terbentuk warna merah menarik dan haemoglobin. Nitrit mampu memberikan flavor yang spesifik kemungkinan dikarenakan adanya reaksi antara nitrit dengan komponen volatile daging.

Bahan curing biasanya adalah garam, gula, garamnitrat/ garam nitrit , phosfat, sodium erythorbat, asam askorbat.

-Garam

Garam merupakan bahan utama dalam curing. Penambahan garam pada konsentrasi tertentu mampu menghambat pertumbuhan mikrobia karena garam berperan dalam dehidrasi sehingga merubah tekanan osmosis. Selain itu, garam berfungsi sebagai flavour modifier. Apabilla hanya ditambahnkan garam saja , maka hasilnya tidak baik karena menyebabkan produk menjadi kasar, asin, gelap(warna tidak menarik), kenampakan dan flavor tidak disenangi konsumen. Oleh karena itu harus dikombinasikan dengan senyawa lain seperti gula, nitrat dan atau nitrit.

-Gula atau sirup jagung

Berfungsi untu memperbaiki flavor, mengurangi rasa asin akibat penambahan garam,mengurangi kekerasan akibat adanya penambahan garam (pelunak), mempengaryhi warna melalui karamelisasi. Waktu curing yang lama akan memberi kesempatan bakteri untuk memanfaatkanngula sebagai sumber nutrient. Gula efektif sebagai pemgawet karena menghambat pertumbuhan bakteri. Pada saat pemasakan terjadi pencoklatan Karen adanya interaksi asam amino sehingga menyebabkan timbulya flavor daging curing. Reaksi pencoklatan dapat memacu terbentuknya “burned flavor” sehingga gula dapat diganti dengan sirup jagung.

 

-Nitrat dan atau nitrit

Berfungsi untuk menstabilkan warna daging(merah gelap), memberi flavor spesifik , menghambat pertumbuhan mikrobia penyebab keracunan dan pembusukan, efektif mencengah pertumbuhan Clostridium botulinum, menghambat ransiditas.

Nitrat merupakan sumber nitrit. Nitrat akan diubah menjadi nitrit kemudian diubah menjadi NO melalui reduksi. Reduksi terjaid karena adanya aktivitas mikrobia.

              reduksi

NaNO3 ------> NANO2

               reduksi

NANO2 ------> NOHO

              reduksi

NOHO ------>NO

                        nitrosasi

NO+mioglobin --------->  NOMetmioglobin

                                 nitrosasi

NOMetmioglobin --------->NOmioglobin

Perubahan warna selama curing

clip_image002

Pada curing biasanya dikombinasikan antara nitrit dan nitrat. Apabila hanya garam nitrit yang ditambahkan maka waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi NO cepat, apabila berlebih akan langsung bereaksi dengan N atau gugus amin sekunder membentuk nitrosamine yang karsinogenik. Jika hanya garam nitrit yang ditambahkan maka reksinya lambat dan tidak efektif karena memerlukan waktu utuk merubah nitrat menjadi NO.Jadi keduanya dikombinasikan agar saling melengkapi. Dosis masing-masing menjadi lebih rendah.

Jumlah nitrat/nitrit maksimal 200 ppm pada produk akhir.

-Phosfat

Berfungsi untuk meningkatkan binding capacity atau water holding capacity, meningkatkan PH sehingga protein jaringan daging terbuka. Peningkatan water holding capacity dapat menambah rendeman dan memperbaiki retensi terhadap garam.Masalah yang ditemui dalam penggunaan phosfat adalah terbentuknya kristal pada permukaan daging curing. Alat harus terbuat dari stainless steel karena phosfat bersifat korosif.

 

-Sodium Erythorbate

Asam erythorbate dan asam askorbat mengembangkan dan menstabilkan daging curing dengan mereduksi metmioglobin menjadi mioglobin. Kelebihan asam askorbat adalah sebagai antioksidan terhadap kepudaran warna, menstabilkan warna dan flavor.

Teknik curing , yaitu

1. Wet curing, lebih merata namun hasilnya basah

2. Dry curing

Metode ini merupakan cara tradisional,daging diselimuti garam dan disimpan pada suhu rendah.Garam akan memasuki jaringan dan pada saat bersamaan,cairan akan keluar dari dalam daging. Peresapan ke dagimg tidak optiml karena hanya ditaburkan.

3. Wet and dry curing (kombinasi),

teknik ini digunakan untuk mempermudah proses curing, larutan diinjeksikan langsung pada jaringan. Setelah disimpan beberapa hari, tumpukan daging ditutupi lagi dengan garam

4. Injection curing cepat ke sasaran (mioglobin) namun tidak semua mioglobin terjangkau oleh garam dan ada kemungkinan terbentuknya nitrosamine.

 

-------------*#####*--------------

good bye,.pangeran kodok

 

 

Dan sebentar lagi aku akan benar-benar kehilangan kamu,

Saat aku kembali ditempat itu, mata ini tak bisa lagi mencari raut mukamu

Saat aku kembali, kamu sudah pergi membawa segala mimpi

Dan aku tetap ditempat itu menunggu waktuku

Secepat itu ya kamu pergi,

secepat itu ya kurasakan waktu bersamamu

terasa begitu hampa dan hambar sekarang

terasa sepi di keramaian orang yang asyik bercengkerama

dua kali kejadian seperti ini terjadi dan mungkin berujung tanpa kata

hanya mata yang berbicara

dan jangan pernah menyesali karena kau terus berdiam memendam cerita

yewh ,.maafkan aku yang hanya menunggu karena ku hanya ingin tau isi hatimu

mulai kini, membiasakan benar-benar tanpamu

pergilah ke dunia baru mu

jika suatu saat kau ingin ke tempat itu, ingatlah aku

hanya itu permintaan sederhana ku

terimakasih telah menjadi bagian cerita indah kehidupan yang sulit ini

sampai bertemu lagi ya..

jangan sebut lagi pangeran kodok dan putri kungkong

r15c 

good bye darl..

Wednesday, June 22, 2011

PERANAN ENZIM DALAM PENGOLAHAN ROTI

 

Enzim mempunyai peranan penting dalam pengolahan pangan. Banyak produk pangan yang melibatkan enzim selama proses pengolahannya seperti yoghurt, keju,bir, roti, dan jus buah. Pada pengolahan roti,ditambahkan enzim untuk meningkatkan mutu roti dan mempercepat proses pengembangan adonan.

Tahapan proses pengolahan roti dan formulasi adonan roti sangat bervariasi antara satu industri dengan industri lainnya. Namun proses pengolahan roti secara umum dibagi menjadi menjadi tiga tahapan utama:

- pencampuran bahan menjadi adonan roti (mixing),

Pada proses pencampuran bahan menjadi adonan roti terjadi proses transfer massa yang intensif. Dalam proses ini akan terjadi kontak enzim dengan substrat yang berupa struktur amilosa dalam pati terlarut dan apabila reaksi ini dapat berjalan baik akan dihasilkan gula-gula sederhana seperti glukosa dan maltosa. Peranan gula-gula sederhana dalam produk roti yakni sebagai substrat (sumber karbon) bagi yeast selama proses fermentasi adonan roti, memperbaiki nilai gizi dan nilai sensoris produk roti, dan menambah kelembapan pada produk roti selama proses moulding.

Enzim α -amylase berperan untuk merusak granula pati menghasilkan amilosa yang terlarut sebagai substrat enzim pada degradasi amilosa selanjutnya. Selama proses hidrolisis molekul pati, juga dihasilkan dextrin. Amilolisis atau hidrolisis amilosa dalam molekul pati yang terbatas dapat memberikan efek yang positif terhadap tekstur adonan roti, sehingga teksturnya menjadi menjadi lebih lembut. Proses amilolisis yang terlalu intensif dapat menyebabkan adonan roti kehilangan air (dehidrasi) dan dextrin yang terbentuk jumlahnya banyak, hal ini dapat menyebabkan adonan roti menjadi lengket. Pada proses pencampuran perlu dilakukan optimasi penambahan α-Amilase, suhu, waktu pencampuran adonan untuk memperoleh menentukan karekteristik adonan tang terbentuk.

-fermentasi adonan roti (dough/bulk fermentation)

Maltosa dan glukosa sangat penting keberadaannya dalam produk roti.Adanya penmabahan glukoamilase dapat meningkatkan terbentuknya glukosa lebih cepat karena mampu mengaktifkan yeast sehingga mempercepat waktu fermentasi.

- pemanggangan adonan roti yang telah dibentuk dalam oven (baking).

Pada saat awal proses pemanggangan adonan roti (baking) terjadi penurunan tingkat viskositas suatu adonan roti disamping itu juga akan terjadi peningkatan aktivitas enzim yang berperanan aktif dalam pengembangan adoanan roti. Ketika suhu pemanggangan mencapai suhu 56⁰C maka akan terjadi proses gelatinisasi pati dan memudahkan terjadinya reaksi hidrolisis amilosa dalam molekul pati atau amilolisis. Hidrolisis molekul pati yang mulai tergelatinisasi akan membentuk senyawa dextrin dan senyawa gula sederhana lainnya, dan pada saat yang bersamaan akan terjadi proses pelepasan air (dehidrasi). Hal ini akan berkontribusi secara lanjut terhadap kelengketan adonan roti (crumb stickiness) yang dihasilkan dan meningkatnya intensitas warna kulit roti (crust color). Pada saat pemangangan terjadi perubagan warna kulit roti menjadi coklat yang merupakan hasil reaksi Maillard. Peningkatan konsentrasi senyawa gula sederhana akan mempengaruhi intensitas warna kulit roti. retrogradasi. Pengerasan dapat pula terjadi karena adanya ikatan silang pati-protein.

 

Peranan Beberapa Enzim dalam Pengolahan Roti

berbagai sumber enzim yang dapat memecah pati yang digunakan dalam proses pengolahan roti yakni

Sumber

Jenis enzim

Hasil Hidrolisis

Hewan

Amilase

Dextrin

Malt

Diastase

Dextrin

Aspergillus oryzae

α-amilase

Glukoamilase

Dextrin

Glukosa

Aspergillus niger

glukoamilase

Glukosa

Gandum

α-amilase

β-amilase

Dextrin

Maltosa

Bacillus subtilis

α-amilase

Dextrin

(Hamer, 1995)

a. Amilase

Tujuan utama dari penggunaan enzim amylase ini adalah memperbaiki proses fermentasi adonan roti (dough leavening) dalam proses pembuatan roti dan memperbaiki mutu simpan dari produk roti tersebut (keeping quality) dengan mempertahankan kesegaran dari produk roti yang lebih lama. α-Amilase (E.C 3.2.1.1) merupakan enzim yang dapat menghidrolisis secara acak ikatan α-1,4-O-glikosidik dari molekul pati, glikogen, dan polisakarida lain sehingga dapat menghasilkan senyawa dekstrin, oligosakarida, maltosa dan glukosa. Enzim amilase digunakan dalam proses pengolahan roti apabila produsen produk roti menginginkan pengembangan volume adonan roti (loaf) yang lebih besar. Amilase akan lebih aktif bekerja apabila diterapkan pada proses pengembangan adonan roti dengan menggunakan baker’s yeast. Apabila digunakan bahan pengembang seperti (baking powder) maka keefektifitasan enzim amylase tidak akan memberi pengaruh yang signifikan untuk memperbaiki mutu produk roti.

Mutu simpan dari produk roti menjadi parameter yang sangat penting hal ini dikarenakan mutu produk roti yang baik adalah produk roti tersebut tetap segar walaupun telah disimpan dalam jangka waktu lama. Pengerasan pada roti selama penyimpanan tidak diinginkan. Penambahan amilase akan mendegradasi pati menjadi senyawa dextrin sehingga kristalisasi pati yang dapat menyebabkan proses pengerasan pada produk roti tidak terjadi. Senyawa dextrin dapat menghambat proses pengerasan produk roti karena adanya dekstrin akan mencegah terjadinya ikatan silang antara molekul pati-protein. Formasi senyawa dextrin yang terlarut ini mempunyai hubungan yang erat dengan proses pengerasan pada produk roti, sehingga semakin tinggi jumlah dextrin yang terbentuk selam proses degradasi molekul pati tersebut maka laju pengerasan pada produk roti dapat terhambat secara signifikan.

b. Protease

Penambahan enzim ini bertujuan untuk memperpendek waktu proses pencampuran adonan roti (mixing time) dan mempercepat terbentuknya konsistensi adonan roti. Penggunaan enzim protease bermanfaat untuk mengatur kekuatan dari ikatan gluten sehingga adonan roti yang dihasilkan akan sesuai dengan spesifikasi produk roti yang diinginkan, seperti roti, roll cake, biscuit, maupun wafer. Enzim protease juga dapat mempengaruhi karakteristik fisik ikatan gluten yang dihasilkan. Sedikit enzim protease dapat memecah beberapa ikatan peptida menghasilkan penurunan viskositas yang lebih cepat dari dispersi glutenin. Penggunaan enzim protease dapat digunakan untuk memastikan pembentukan adonan roti yang seragam, membantu mengendalikan pembentukan tekstur adonan roti , dan memperbaiki flavor produk roti yang dihasilkan. Namun, optimasi terhadap aktivitas protease ini perlu ditingkatkan, karena dapat menyebabkan pecahnya ikatan peptida terlalu banyak hal ini tentu akan mengakibatkan menurunnya elastisitas gluten yang terbentuk sehingga produk akhir roti menjadi lebih kaku.

Protease merupakan enzim yang akan memotong polimer pad molekul protein sehingga dapat dihasilkan molekul-molekul yang lebih sederhana. Dalam hal ini, protease akan menghidrolisis ikatan polipeptida sehingga akan dihasilkan produk dekomposisi berupa senyawa sederhana seperti peptida dan asam amino. Protease juga akan menghidrolisis molekul protein dalam bentuk yang lebih spesifik. Contohnya adalah protease dapat menghidrolisis putih telur dalam keadaan mentah namun protease akan bersifat tidak aktif menghidrolisis putih telur yang telah mengalami proses denaturasi. Pada industry pengolahan roti, protease dapat mempengaruhi sifat-sifat dari produk akhir roti.

c. Lipase

Enzim lipase merupakan salah satu enzim yang dapat menghidrolisis triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan emulsifier, surfactant, mentega, cocoa butter like. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim lipase :

clip_image004

Enzim lipase memungkinkan adanya modifikasi sifat lemak/minyak dengan cara mengubah posisi dari rantai asam lemak pada gliserida lama dan mengganti satu atau lebih asam lemak dengan satu asam lemak dari gliserida yang baru. Lipase banyak digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan flavouring agent pada produk roti. Lipase juga digunakan sebagai pengganti dari emulsifier dan diketahui dapat memperbaiki rheologi adonan roti sehingga tekstur pada produk roti yang dihasilkan menjadi lebih lembut. Enzim lipase dapat memperkuat adonan cake sehingga adonan cake lebih berangin dengan tekstur yang lembut. Lipase juga akan bekerja untuk membebaskan beberapa lemak yang terikat pada tepung terigu oleh protein. Dengan melepaskan lemak-lemak tersebut dan memecah dari ikatan proteinnya, lemak-lemak tersebut akan bebas dan selanjutnya akan ikut serta dalam proses pengembangan adonan roti.

d. Zimase

Enzim zimase merupakan bio katalis yang digunakan dalam proses pembuatan roti. Kompleks enzim zimase ini dapat mengubah glukosa dan fruktosa menjadi CO2 dan alkohol. Penambahan enzim zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan adonan roti (dough fermentation/rounding). Ragi/ baker’s yeast di tambahkan ke dalam adonan roti sehingga glukosa dalam adonan roti akan terurai menjadi etil alkohol dan karbon dioksida. Proses penguraian ini berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan oleh ragi/baker’s yeast. Berikut ini reaksi penguraian yang terjadi akibat adanya penambahan enzim zimase dalam adonan roti :

etil alkohol + karbondioksidaclip_image001 C6H12O6 zimase 2 C2H5OH + 2 CO2

Pada proses ini, gas karbon dioksida berfungsi sebagai gas yang mengembangkan adonan roti.

e.  Invertase

Enzim invertase ini bekerja dengan cara mengubah sukrosa menjadi gula invert (glukosa dan fruktosa).

Reaksi yang terjadi adalah:

Sukrosa + air gula invertclip_image002C12H22O11 + H2O invertase 2 C6H12O6

 

biscuit

 

image 

 

Biskuit adalah olahan panggang berukuran kecil dibuat dari tepung, gula,,lemak(mimyak), dengan kadar air kurang dari 4%.

 

 

 

 

Ciri khas inderawi biscuit adalah

1.tekstur khas yang terbentuk karena karena pengembangan dan ikatan antar butiran. Makin mengembang maka makin renyah dan mudah dipatahkan.

2.warna kuning sampai coklat karena adanya rekasi maillard dan karamelisasi

3.berbetuk pipih karena untuk mempermudah pematangan dan pemanggangan

4. mempunyai rasa khas olahan terigu panggang kering (kadar air 4%) dan manis, biasanya ditambah aroma seperti vanili,kelapa

5.bau khas

Komposisi biscuit: terigu, gula,lemak,air,emulsifier,penyedap,SMS(Sodium Metabisulfat)

a.Terigu

Tipe terigu

terigu

Kadar protein (%)

Kadar gluten(%)

Terigu protein tinggi

12

27-32

Terigu protein sedang

10-11

22-27

Terigu protein rendah

8-9

16-20

Dalam pembuatan biscuit dibutihkan terigu protein rendah. Terigu protein tingi akan membuat tekstur keras karena adanya denaturasi membuat kemampuan mengikat air turun. Karakter tepung yang sangat mempengaruhi dalam pemanggangan adalah water absorption.Hal ini diukur dari jumlah air yang dibutuhkan dalam pembuatan adonan untuk mencapai konsistensi. Beberapa hal yang mempengaruhi penyerapan air pada tepung adalah

1. kadar air tepung

2. kandungan protein, protein tinggi membutuhkan banyak air

3. damaged starch

Selama penggilingan, bebberapa butir gandum mengalami kerusakan mekanis seperti mengalami goresan sehingga bagian yang keropos tidak terlindungi bagian kompleks. Hal ini memyebabkan penyerapan air lebih banyak dari pada yang tidak mengalami kerusakan

4. distribusi ukuran partikel tepung

Pada tepung yang memiliki ukuran partikel yang halus terjadi penyarapan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang partikelnnya kasar karena faktor luas permukaan.

Perubahan kualitas tepung akan mempenharuhi kualitas adonan. Ada dua tipe adonan biscuit, yaitu

1. Soft dough (Adonan lunak) adonan lunak mengandung sedikit air, gula dan lemak dalam jumlah banyak.Adonan mempunyai ektensilitas rendah,digunakan untuk cookies.

2. Hard dough(Adonan kuat), adonna kuat memerlukam air dalam jumlah banyak dan mengandung seditkit lemak,gula. Adonan kuat bersifat keras namun ekstensibel (dapat ditarik dan tidak langsung putus).Digunakan pada crackers,semi-sweet,hard-sweet

b. gula

Gula sangat penting dalam pembentukan rasa dan struktur biscuit. Sucrosa dan syrup digunakan dalam jumlah besar pada short dough,gula ditambahlan lebih sedikit pada semi –sweet dough dibanding pada short dough, dan lebih sedikit lagi pada cracker dough dan wafer.Fungsi gula dalam biscuit adalah

-sebagai pemanis dan pembentuk flavor. Brown sugar dan sucrose syrup merupakan sumber penting flavor biscuit

- sebagai pembentuk struktur dan kekerasan (pada short dough). Sucrose dalam jumlah banyak akan memberikan tekstug glassy yang kuat

-sebagai bulking agent pada creams dan chocolate

-sebagai flavour enhancer

-sebagai fermentation food. Gula merupakan sumber energy bagi yeast untuk tumbuh sehingga fermentasi berlangsung lebih cepat.

-untuk membantu pewarnaan pada permukaan selama pemanggangan. Selama pemanggangan, gula dan asam amino dari protein akan berinteraksi sehingga terjadi reaksi maillard. Reaksi ini akan menghasilkan warna coklat yang menarik.

c. Lemak

lemak berkontribusi untuk melunakkan biscuit, karena membuat adonan memendek (shortening), kurang ekstensibel dan penambahan air pada adonan menjadi sedikit

d.emulsifier

adanya emulsifier akan menstabilkan gelembung udara, sehingga tidak trjasi keruntuhan strurtur karena pembentukan rongga udara yang besar. Rongga udara yang dikehendaki kecil dan rata.

e.Soda kue

soda kue berfungsi sebagai pengatur PH dan pengembang.soda kue akan bereaksi membentuk uap air dan gas, agae pelepasa soda kue optimal maka diperlukan tambahan asam.

g. Ammonium bicarbonate,VOL

disebut VOL (volatile salt) karena terdissosiasi sempurna, berperan sebagai leavening agent karena terdekomposisi sempurna saat pemanasan, dipecah menjadi karbondioksida, gas ammonia dan air. Pada pembuatan biscuit, digunakan suhu tinggi sehingga kemungkinan tidak ada lagi adonan lebih lunak sehingga hanya diperlukan sedikit air.Penggunaan leavening agent berfungsi juga supaya pelepasan gas pada tahap terkendali.

h. SMS(Natron)

SMS (Sodium Metabishulphite) merupakan bubuk Kristal putih berperan sebagai reduktor. SMS digunakan sedikit untuk memodifikasi sifat gluten menjadi lebih ektensibel dan berkurang elastissitasnya dengan menurunkan penyusutan adonan ketika dipanggang.Pada pembuatan biscuit,pembentukan gluten ditekan.

Tahapan pembuatan biscuit adalah

1. Mixing bertujuan untuk mencampur dan menyeragankan, memmerangkap udara yang diperlukan untuk pengembangan (pada roti)

2. Pemasukan dalam sheeter untuk membuat lembaran,yang dikendalikan adalah berat jenis dan ketebalan

3. Pencetakan

4. Pemanggangan

5. Pendinginan

6. Pelapisan

 

BAKING

Pemanggangan adalah proses yang sangat penting tetapi sangat kompleks.Design oven sangat mempengaruhi transfer panas. Pemanggangan yan g dilakukan diatas konveyor dikendalikan dalam zona-zona terkendali (Suhu,laju pemanggangan,RH) dengan total waktu 2,5-1,5 menit. Kondisi pemanggangan pada tiap jenis biscuit tidak sama karena tergantung pada cara pembuatan,struktur, jumlah air yang dihilangkan,tingkat lemak dan gula pada resep.Pemangangan dilakukan secara bertahap untuk menjamin perubahan suhu yang tidak terlalu cepat.Tahap proses pemanggangan adalah memasak mengembangkan penuh, mematangkan, memberi warna yang menarik.

Perubahan utama pada baking adalah

1. Penurunan densitas, biscuit menjadi lebih tebal karena adanya pembentukan pori-pori sehingga lebih porous dan flaky.

2. Perubahan bentuk karena adanya pemipihan, adonan mengalir ke samping dan juga ketebalan meningkat

3. Pengurangan kadar air menjadi antara 4%

4. Perubahan warna permukaan

 

Tahapan proses baking biscuit

1.pemanasan pati dan protein hingga terjadi penggelembungan dan gelatinisasi pati serta denaturasi protein. Pada suhu 60 0C pati mulai tergelatiniasai, pada suhu 75 0C protein terkoagulasi dan pati tergelatinisasi.

2. Pelepasan gas dari bahan pengembang

3. pengenbangan gelembung karena peningkatan suhu pemanasan dan peningkatan tekanan uap air.

4. pemutusan dan pengganbungan gas

5. pelepasan uap air dan migrasi uap ke permukaan

6. kenaikan konsentrasi gula saat suhu naik

7. penurunan konsistensi larutan gula dan lemak(kenaikam sifat alir) saat kenaikan suhu

Tuesday, June 14, 2011

PULAU DEWATA..wanna go there..

 

ohooo..i wanna go to Bali ..i always imagine what beautiful momment in there,.i can fly in the fresh air  and feel free from my  daily activities ..everyone must be happy spend a long holiday by visiting beautiful places,.yeeah,

here are some pictures of wonderfull places in Bali..i get  it from some source,.let’s see

   bali-map-800

pura-uluwatu

renon1 

175543-The-Ubud-Palace-0

obyek-wisata-bedugul-bali   dreamland  nusa_dua_aerial

 

 

hooo..(ngiler)…okey, are u ready for going there? let’s prepare our bag ..haahaag

Saturday, June 4, 2011

gelar produk TPHP

 

heem..praktikum TPHP memang melelahkan, apalagi aku dan kelompokku harus berhu bungan dengan distilasi..nasib kami   dapet produk minyak atsiri..Setelah perjalanan yang menguras energi untuk trial and error maka diputuskanlah melalui musyawarah mufakat bahwa sereh lah yang terpilih sebagai bahan minyak atsiri, selain karena murah (3-4 ribu per kg),rendemenya juga lumayanlah..haaahaa

akhirnya..tiba saatnya gelar produk TPHP

  hal yang kurang menyenangkan bagiku adalah pada saat  kelompok lain memerkan produknya dalam jumlah banyak, dapat diicip pula,,sedangkan kelompokku hanya memajang 3 botol kecil minyak atsiri berisi tidak lebih dari 25 ml, sudah begitu tak bisa diicip pula hahaa *tragis

jreng jreeeeng…

 

 47

“ SEBELAH KIRI minyak sereh dapur DAYAD (singkaran nama depan dewi-adhel-yusna-atia-denok)..kanan atas ada biodiesel dari minyak jelantah kanan bawah compound rubber “

 

 

46

  “yummy..produk kelompok lain,ada sosis sapi ,kumbu kacang merah ,roti tawar , markisa karbonasi, mie..good job ,frendz ”

 

 

51r “kelompok MIRI (  yusna-denok-dewi-adhel-atia)..asisten mbk eva ”

 

 

 

51

 

 

 

53r

  “stand MIRI dikunjungi Prof.Marsono”

 

 

 

49

 

 

 

52r   “HIMAGITO..Himpunan Mahasiswa gila fhoto”

 

 

23

“with my best friends”

31